Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

Tuhan Bukan Penganiaya

Oleh Jamal Aku buka kitab suciku merenungkan surat cinta-Nya Dia berkisah tentang masa lalu Jauh sebelum aku lahir ke dunia cerita ini cerita pilu kaum Nabi Luth di hujani batu kaum Ad pun begitu Kerikil tajam,menimpa mereka, satu persatu kemudian kaum madyan suara keras mematikan kaum tsamud yang durhaka diamuk guntur porak poranda Ada lagi si Qarun malang dengan hartanya di telan bumi Hianati Tuhan Yang Penyayang Akibat sombong banggakan diri Ada yang tenggelam di lautan Seperti mereka firaun dan Haman Kaum Nabi Nuh yang dinistakan ditelan badai yang mengerikan Tuhan bukan penganiaya tapi mereka para pendusta tak mengikuti pesan Tuhannya memaki nabi para penuntunnya Ini adalah pelajaran berharga Bagaimana Quran luar biasa kitab suci petunjuk manusia Lewat kisah menyentuh jiwa andaikan kita mau membaca andaikan kita mau menjaga pastilah kita temukan makna hidup indah bahagia Allah Maha Perkasa Allah Maha Bijaksana Dia tuliskan surat cinta untuk ped...

Tuhan Berpuisi

Oleh Jamal Kepada hamba-hambaNya Tuhan berpuisi Menyampaikan NasehatNya Dengan bahasa tinggi Ia susun dengan sastra indah agar pesan lebih menggugah maka Ia berpuisi menyadarkan hati yang mati maka Ia berpuisi agar manusia mengerti maka Ia berpuisi agar manusia memahami karena hanya dengan puisi manusia bisa mengikuti karena hanya dengan puisi pesan suci akan diminati maka Tuhan berpuisi Jakarta, 2015

Tobatku

Oleh Jamal Andaikan dosa beraroma pastilah hamba tak berteman bau busuk yang tercela siapapun takakan tahan andaikan dosa ada wujudnya pastilah ia menakutkan menghantui para tuannya jadi petaka mengerikan Ya Allah, Engkau Tuhan para pendosa Rahmat-Mu lebih besar dari Murka-Mu Ampunilah dosa-dosa hamba Berilah hamba kasih sayang-Mu Jangan Engkau acuhkan aku Jangan engkau lupakan aku Jangan engkau marahi aku jangan engkau siksa aku Aku tahu Engkau bukan pendendam Aku tahu Engkau bukan pembenci Murka-Mu akan cepat padam Kepada siapa yang Kau Cintai Kepada siapa, aku mengadu Kepada siapa, aku memohon semua di bawah kekuasaanmu pusat tunggal para pemohon Bahkan pezina Kau bersihkan Bahkan Kiyai Engkau hinakan Orang kafir Engkau cukupkan Orang muslim Engkau timpakan Cobaan Engkau misterius, Tuhan Tapi aku yakin Engkau ada Telah menggunung,dosaku, Tuhan Tapi ku takut masuk neraka Aku mohon Ridho-Mu, Aku mohon hidayah-Mu, Aku malu pada doaku Tapi ...

Tikus Tanah Dan Tikus Kantor

Karya Jamal dalam perjalanan pulang aku lihat tulang belulang bersama kulit berserakan teruraikan oleh rintik hujan warnanya putih bersih tapi baunya, busuk menyengat hidungku sungguh tak sudih melihat tikus menjadi mayat apa yang telah ia lakukan dosa apakah gerangan hingga matinya mengenaskan terlindas kendaraan di tengah jalanan tak ada yang peduli bangkainya berhari-hari sampai darahnya, kering membasi membusuk jadi polusi terlintas dalam benakku mungkin ini karena ulahnya mencuri makanan setiap waktu merusak tanaman layaknya hama lalu aku bertanya pada diri apa bedanya dengan korupsi mereka tikus-tikus kantor berdasih rapih berhati kotor tikus tanah suka mencuri tikus kantor suka korupsi keduanya harus di adili keduanya harus di basmi wahai kau si tikus kantor lihatlah nasib si tikus tanah tergilas oleh ban motor diperlakukan tidak ramah Jakarta, 2015

Tersenyumlah

Oleh Jamal tersenyum itu indah tersenyum itu hilangkan gundah tersenyum itu ibadah dan tersenyumlah bila keadaanmu sulit bila hatimu sakit bila ruang gerak terasa sempit tersenyumlah walau sedikit karena tersenyum bahasa kalbu ekspresi terbaik penenang hati karena tersenyum itu obat yang jitu dapat hancurkan congkaknya diri kau lihat orang tersenyum maka kamu ikut tersenyum itu sebuah keramahan bukanlah kelemahan senyum itu sebuah salam salam untuk keakraban lentera di kegelapan malam sinar terang bak rembulan maka tesenyumlah untuk harimu maka tersenyumlah untuk hidupmu maka tersenyumlah untuk cintamu maka tersenyumlah untuk Tuhanmu  Jakarta, 2015

Terbang Bebas

Karya Jamal Aku ingin memiliki dua sayap dua sayap yang membawaku terbang melintasi dunia setiap hari menikmati perjalanan ditemani awan Nanti, aku bertemu sinar mentari aku katakan padanya, jangan bosan menyinari bumiku Aku bertemu dengan Hujan Aku katakan padanya, jangan bosan membasahi keringnya bumiku Aku bertemu pelangi, sejenak aku rehat di sana. Tapi, hadirnya hanyalah sejenak. Aku katakan padanya, secepat itukah kamu menghiburku. Dia menjawab, aku hadir untuk mewarnai bumimu saja Aku teruskan perjalananku melewati udara malam yang menusuk menyapa pagi yang penuh harapan Aku mulai muak dengan siang Terik matahari seakan memarahiku menyengat kulitku hingga terbakar Banyak hal yang bisa aku renungkan di atas sana Aku mulai bosan terbang Aku patahkan kedua sayapku Dan aku kembali menjadi manusia biasa Aku kembali berjalan dengan kedua kakiku menatap ke atas memohon banyak pinta Jakarta, 2015

Terbakar Asmara

Oleh Jamal Perjumpaan sekejap itu Membawa rindu dikalbuku Rahasia hati yang terdalam Risalah cinta yang terpendam Duhai bidadariku Aku terbakar asmaramu Indramayu, 20 April 2017

Tenggelamnya kapal Van der wijck

 Oleh Jamal Dia tulis sebuah kisah Kisah cinta anak manusia Hati ini di buat gundah Dibasahi tetesan, air mata Sungguh sangat menyentuh Sangat halus jiwa terenyuh Cinta yang tak sempat terengkuh Tenggelam dalam kapal yang tak sempat berlabuh Ini kisah cinta Bukan sekedar kisah cinta Ada makna di dalamnya Makna yang sangat berharga Sosok zainudin Pemuda santun sederhana Mengerti, apa itu 'Din' Semangat, menuntut ilmu agama Ia datang dari makassar ke padang Dengan niat, tulus berjuang Terjeratlah hatinya pada perempuan Bunga desa, bidadari idaman Hayati, itulah namanya Cantik jelita sejukan mata Sikapnya anggun bersahaja Zainuddin gila dibuatnya Namun apalah daya Suku adat mencegahnya Ia terusir dengan hina Menelan pahitnya itu dunia Hayati mencintainya Zainuddin pun sama Mereka berjanji di tepi telaga Agar bisa hidup bersama Kerudung putih jadi saksinya Bahwa janji itu, janji setia "Cinta itu menguatkan Bukan malah melemahkan...

Taubat

Oleh Jamal betapa lega hati ini mencurahkan kebingunganku kepadaMu ya Illahi Tuhan Penguasa pemeliharaku ada yang lain ketika itu obrolan hangat mengalir santai tak ada beban yang menggangu suasananya tenang lagi damai aku sampaikan saja keluh kesahku keraguanku ketidakmampuanku kebodohanku kesempitanku kepapaanku aku adukan setiap masalahku aku sampaikan harapanku aku ceritakan kesulitanku aku meminta semua yang aku mau segala kebutuhanku segala keinginanku cita-citaku ambisiku meskipun sebenarnya Ia tahu meskipun sebenarnya Ia memahami segala kekuranganku semua isi hati Dalam takbirku yang tak sempurna rukuk-ku yang cidera sujudku yang buta doaku yang terhalang dosa aku masih meminta memohon sebuah pinta karen hanya Pada-Nya kewajibanku sebagai hamba Dialah satu-satunya yang layak aku sembah Dialah satu-satunya yang layak untuk aku beribadah Tak perlu aku cari yang lain mempertanyakan apa itu tuhan? sekedar memuaskan hasrat batin atau hanya m...

Takut

Oleh Jamal Pernahkah kau merasa ketakutan? Bahwa suatu saat kau akan sakit Pernahkah kau merasa ketakutan? bahwa pasti kau alami, situasi sulit ketika kau tak berdaya keriput menjadi tua kurus kering di makan usia meninggalkan masa muda rambutmu akan beruban otakmu lupa ingatan kakimu lumpuh di pembaringan tak mampu lagi, untuk berjalan saat kau masih kaya apa kau takut miskin? saat kau bergelimang harta apa kau takut miskin? saat ada kesempatan pernahkah kau acuhkan? saat ada kesempitan tinggal hanya penyesalan saat kau tertawa dalam kebahagiaan pernahkah kau memikirkan? pernahkah kau merenungkan? bahwa kau kan menangis dalam kesedihan ketika kau dalam bahaya kau berharap keamanan ketika kau dalam derita kau berharap ada hiburan ketika kau berniaga kau takut menanggung rugi ketika kau mendapat laba kau takut hilang di curi apa kau takut sendirian tak ada seorang teman bergaul dengan kegelapan sepi tak ada candaan sekarang, kau jalani ...

Tak Ada Inspirasi

Oleh Jamal saat ini aku buntu tak ada inspirasi kosong tak ada titik temu hampa sunyi sepi entah aku harus bagaimana aku harus menulis apa tak terlintas di kepala tak ada kata-kata aku tulis saja kebingungan yang sekarang menyapa menggelayuti otakku gilaku menjebol pertahanan bentengku benteng ambisiku menulis seribu puisi setiap hari sepanjang usiaku hari ini sampai nanti aku membaca sendiri karya-karya bait puisi hasil sebuah ambisi seribu puisi seribu puisi selanjutnya tafsir puisi menyingkap sisi maknawi aku stak tak ada inspirasi abstrak tak ada arti Jakarta, 2015

Syair Untuk Masjid

Oleh Jamal Aku berandai-andai Seandainya pengurus  masjid itu pandai Masjid menjadi tempat yang paling damai Bukan hanya untuk beribadah Tapi juga untuk sekolah Bukan hanya untuk membaca al-qur’an Tetapi juga untuk pendidikan Bukan hanya untuk berdzikir Tetapi juga untuk tempat berpikir Berpikir bukan hanya urusan akhirat Tetapi membantu orang-orang yang melarat Berpikir bukan hanya cara mencapai surga Tapi juga mencari kerja, untuk orang yang tak punya Berpikir bukan hanya mendapatkan pahala Tetapi memberikan makanan pada kaum papa Berpikir bukan hanya memewahkan bangunan Tetapi memberdayakan preman-preman dan pengangguran Masjid, aku punya harapan Aku punya gagasan dan angan-angan Masjid bukan hanya untuk urusan spiritual Tetapi juga terlibat dalam masalah sosial Masjid bukan hanya membahas ketuhanan Tetapi juga masalah kemanusiaan Mengapa masjid terpisah dari masalah Masalah pengangguran, kemiskinan, kelaparan, pendidika...

syair Suci

Oleh Jamal Entah kapan aku akan menutup mata. entah kapan mulutku berhenti berkata. entah kapan mataku menjadi buta. entah kapan ku masih bertelinga. Aku takut hidupku sia-sia. Aku takut mati dengan hina. karena mata mulutku berdosa. telingaku tak luput dari noda. Ya Allah Yang Maha Mengampuni. Ampunilah banyaknya dosa kami. ya Allah Yang Maha suci Bersihkanlah jiwaku dari noda yang keji. Engkaulah penyuci hamba yg kelam. Engkaulah penghibur hati yg suram. cahaya ditengah gelapnya malam. pusat doa dari seluruh penjuru alam. Bila nanti nafasku berhenti jangan siksa aku ya illahi Bila amalku tak sanggup memenuhi. Hanya rahmat-Mu yang kunanti Jakarta, 2015

Sang Perindu

Oleh: Jamal Benih kerinduan semakin menghujam Membakar ladang ilalang Merintih riuh rendah gelisah Tersesat di perantauan Lama tak kembali Indahnya perjumpaan Menipu lirihnya sedih perpisahan Kubayangkan pelukan kupu-kupu Menyeka air mata piluku Aku rindu Aku rindu   Oh, rinduku menggebu-gebu Gilaku menggila karena rindu Duhai Kau yang kurindukan Sakitnya aku menjadi perindumu Maha Rinduku, Yang Maha Rindu Rinduku, kau ku rindu Dekatmu jauhmu kurindu Jauhmu kan ku telusuri Dekatmu kan ku dekapi Aku resapi rindu-rinduku Siapa gerangan yang dapat menyembuhkan rinduku? Jakarta, 03/02/2017

Syair Rindu

Oleh : Jamal Kau yang terkulai sakit di sana Aku merindukanmu Doaku, ku panjatkan, kutitipkan pada udara Biar dia bisikkan hasrat jiwaku padamu Sepi sunyi kurasakan Tanpa hadirnya, jasadmu disisiku Tak biasanya kau hilang dari pandangan Aku merasa kehilangan senyum indahmu Sayang, cepatlah sembuh Jangan lagi kambuh Cukup sudahi penderitaanmu Segarkanlah lahir dan batinmu Sayang, bukan aku tak peduli Batin ini tersiksa berada di penjara suci Andai bisa kudobrak pintu gerbang itu Akan ku bawa dirimu, untuk obati rasa sakitmu Sayang, tenanglah... Air matamu takkan sia-sia Keluh kesahmu takkan menjadi hina Jikalau ratapan hidupmu untuk perjuangan Perjuangan menuju titik kesempurnaan                                            ...

Syair Epistemologi

Oleh Jamal Apa yang kau tahu tentang indra Apakah hanya lima saja Mata, hidung, lidah, kulit dan telinga Tidak, masih ada yang lainnya Itu semua hanya yang lahir Masih ada lima yang batin Adalah Fantasi, representasi, imajinasi, estimasi dan memori Apa yang kau tahu tentang hati Apakah hanya sebuah organ di dada Atau suatu daya untuk merasa Tidak, ada tiga lapis di dalamnya Shadr, adalah lapisan terluarnya Fu'ad, adalah lapisan tengahnya Dan lubb, adalah lapisan yang terdalamnya Apa yang kau tahu tentang akal? Suatu alat untuk berpikir Ada tiga lapisan akal Ya'qilun untuk penalaran Yafqahu untuk pemahaman Dan tadabbur untuk perenungan Jakarta, 4 maret 2017

Sulaiman a.s

Oleh Jamal Sulaiman Wahai baginda sulaiman Hidupmu penuh keagungan tak tergoda oleh kekayaan tak pernah goyah oleh kekuasaan Engkau mampu menundukkan binatang memahami bahasanya bercengkrama layaknya orang itulah mukjizatnya Ia menjadi raja yang mulia memimpin hewan, jin dan manusia sifatnya adil dan bijaksana dihormati seluruh rakyatnya Istananya sungguh mewah tentaranya sungguh gagah Sulaiman terbang dengan sajadah membuat umat terperangah Ia raja yang sangat soleh bukan raja yang dianggap remeh dikagumi, tak tertandingi hamba Allah yang sejati Pernah disuatu perjalanan Mereka berjalan beriringan Bertemu kawanan semut yang ketakutan Akan terinjak oleh rombongan Baginda Sulaiman, menyimaknya Lalu berhenti di tengah jalan Biarkan mereka pada sarangnya Memberikan hak kehidupan Puji Syukur padaMu Tuhan Akan mukjizat Nabi Sulaiman Maha besar KuasaMu Tuhan Berikan kemampuan pada Baginda Sulaiman Burung hud-hud mendengar berita Di nege...

Siluet Hitam

Oleh Jamal Bulan purnama di malam kelam   cahayanya menembus kesunyianku   mataku berbinar memotret sisi kosong   Hanya setitik darah berbau anyir   menyapaku kala itu secangkir kopi hitam hangat   menemaniku dengan setia   menungguku melawan waktu   meskipun tak akan bisa   tak akan mampu ku hentikan hukum alam ini ku helakan nafas panjang   kurasakan udaranya mengalir di kepalaku   menyentuh damai kerongkonganku   sampai perutku kembang kempis   Hatiku mengeras aku gelisah bagaimana caranya untuk sembuhkan lukaku   kembali pada titik semu itu   tidak, aku harus mencari sudut senja   bukan sudut hampa keras, semakin mengeras kalbuku   akalku kacau meracau   mengais-ngais pola abstrak   kisah-kisah terlampau hilang   hilang hikmahnya rupanya aku tersadar   mimpi buruk itu telah lama menggelayutiku   segera aku beranjak pada yang suci   meng...

Si Tak Bertulang

Karya Jamal makanlah daging saat matang agar perut tak cuma kenyang olahlah kata-katamu kawan agar pesan tak menyakitkan kita tahu lidah tak bertulang tapi tajamnya lebih dari pedang mampu menembus ke dalam jurang mencabik-cabik hati yang malang pikirkanlah kata-katamu sebelum melayang dari mulutmu dia butuh kendalimu agar tampak lebih bermutu berapa banyak nyawa hilang karena ulah si tak bertulang adu domba, hujat, cercaan terlontar kejam menakutkan kadang ia sumber dosa kadang jua sumber pahala ia bisa menuju surga bisa pula abadi di neraka renungkanlah renungkanlah kata-katamu itu bicaramu itu lemah lembut bertutur kata sopan santun bersahaja berbahasa sederhana maka buahnya bahagia Jakarta, 20 November 2014

Sesederhana itu

Oleh Jamal Kau sesederhana itu Sesederhana itukah kau Tak muluk-muluk   Selalu merasa cukup Tak berlebihan Kau tak suka kemewahan Tapi,   Karena itu kau kulihat mewah Kau adalah mutiara langka Yang terpendam jauh di dasar bumi Begitu sulit untuk meraihnya Tapi bukan berarti mustahil Kau lebih dari emas Atau intan permata juga berlian Seperti hajar aswad Bukan batunya bersejarah Tapi kesuciannya yang berwibawa Entah apa yang masih buatku ragu Pesonamu sedikit demi sedikit Mengikis keraguanku itu Entah apa yang buatku takut Dan pribadimu menumbuhkan keberanianku Kau diam Kau buat aku ingin menggalih lebih dalam, segenap rahasia indahmu Agar aku menjadi dirimu Dan kau menjadi diriku Kita menyatu Jakarta, 14/04/2017

Sepi di Mentok

Oleh Jamal Bung Karno, sang maestro pidato Lidahnya terpasung di mentok Bangka barat, Kepulauan Bangka belitung kau sepi, terasingkan Betapa bangsa mencintaimu merindukanmu kala kau berhenti bersuara Bersuara menyuarakan keadilan menghentikan penindasan dan penjajahan Dan kau terpaksa mendekam di balik bukit terpencil sebuah pesanggrahan jauh dari peradaban jauh dari hiruk pikuk perkotaan Di sana kau di bungkam, sepi sendiri Kau dilemparkan jauh  di ujung pulau oleh kalangan kolonial bangsa penjajah Dan sekarang, aku melawat ke tempatmu itu bahkan aku duduk persis di sisi ranjangmu membayangkan bagaimana engkau di sana aku beri salam manis dan doaku menyertaimu semoga aku kelak, menjadi pewaris semangatmu untuk tanah pertiwi, tanah yang kau cintai, begitupun tanah air mencintaimu Indonesia pusaka, Indonesia jaya Napak tilasku tentangmu pertama bermula di Bangka Justru kala kau terbenam sepi Aku menjadi penjenguk set...

Smile

Oleh Jamal senyummu itu ungkapan cinta tak perlu kata-kata tak perlu kalimat sempurna menatapmu saja hilangkan dahaga cukuplah lirikan mata sampaikan pedihnya kerinduan cukuplah senyum tanpa sapa sudah puaskan hasrat di dada memang terlalu gila untuk aku penikmat cinta terombang-ambing di tengah telaga tenggelam arungi luas samudera otakku berpikir sejenak merenung untuk menyibak membuka tirai kepalsuan berilusi dalam kefanaan fatamorgana ya, aku terbelenggu disana kehausan seperti onta mencari air di gurun sahara berpeluh keringat dan air mata sensasi perjumpaan itu sangat mengesankan walau hanya angin berlalu tapi membekas dalam ingatan Jakarta, 2017