Skip to main content

Taubat

Oleh Jamal
betapa lega hati ini
mencurahkan kebingunganku
kepadaMu ya Illahi
Tuhan Penguasa pemeliharaku
ada yang lain ketika itu
obrolan hangat mengalir santai
tak ada beban yang menggangu
suasananya tenang lagi damai
aku sampaikan saja keluh kesahku
keraguanku
ketidakmampuanku
kebodohanku
kesempitanku
kepapaanku
aku adukan setiap masalahku
aku sampaikan harapanku
aku ceritakan kesulitanku
aku meminta semua yang aku mau
segala kebutuhanku
segala keinginanku
cita-citaku
ambisiku
meskipun sebenarnya Ia tahu
meskipun sebenarnya Ia memahami
segala kekuranganku
semua isi hati
Dalam takbirku yang tak sempurna
rukuk-ku yang cidera
sujudku yang buta
doaku yang terhalang dosa
aku masih meminta
memohon sebuah pinta
karen hanya Pada-Nya
kewajibanku sebagai hamba
Dialah satu-satunya
yang layak aku sembah
Dialah satu-satunya
yang layak untuk aku beribadah
Tak perlu aku cari yang lain
mempertanyakan apa itu tuhan?
sekedar memuaskan hasrat batin
atau hanya menguji keyakinan
mungkin bila dipertanyakan
aku tak memahami
tapi dialog terhadap iman
hanya ketundukan sebagai saksi
apakah anda akan tertawa?
ketika mendengar jawabanku
aku beragama
menjalankan komitmenku
menjalankan syariat
menunaikan amanat
menjauhi maksiat
yang menuntun ke arah sesat
menyelami itu hakikat
menemukan kandungan surat
bahkan ayat demi ayat
seberapa aku kuat?
Taubat, aku bertaubat
tatkala maut menjemput cepat
aku kan wafat, aku kan mangkat
nafasku sesak terhambat
lisanku tertutup rapat
aku sekarat, aku sekarat
ketakutan bertemu malaikat
menanyakan perkara berat
perihal aku sebagai umat
darahku kini membeku
otot-ototku menjadi kaku
sekujur tubuhku diam terpaku
tak ada kata, hanya membisu
taubat, aku bertaubat
saat mataku tertutup rapat
perlahan merabun kemudian gelap
tak ada cahaya ataupun kilat
tak ada lentera terangi senyap
taubat, aku bertaubat
sebelum terdengar jerit tangisan
dari orang sekelilingku
keluargaku, saudaraku, sahabatku, istriku
serta mungkin anak-anakku
aku akan mati
sungguh itu ku sadari
kebinasaanku suatu saat nanti
melawan waktu, tak abadi
Oh, Tuhan
Aku ketakutan
menghawatirkan
sakaratul maut menyakitkan
tak mampu aku menahan
arwahku diangkat dari tubuhku
seperti sapi di kuliti
seperti ayam dimutilasi
masa hidupku ku akhiri
aku bertaubat, bertaubat
degup jantungku kian melambat
tenggorokanku mulai tersendat
aku alami kiamat
merasakan pedih yang sungguh hebat
aku bertaubat . . .
ketika harta sia-sia
tak mampu menolongku
ketika tahta terbuang percuma
tak kuasa meninggalkanku
aku bertaubat. . .
semua gemerlap dunia
beserta kenikmatannya
nyata hanya sementara
sebatas aku masih bernyawa
aku bertaubat. . .
barang-barang yang ku punya
kendaraan yang berharga
rumah mewah memesona
perhiasan penyejuk mata
hanya bisa ku ratapi
hanya bisa ku tangisi
itu semua kan binasa
itu semua tipuan belaka
aku bertaubat. . .
selamat tinggal dunia fana
selamat tinggal bumi tercinta
aku kan pergi ke alam baka
Menghadap Tuhan Sang Pencipta


Jakarta, 2015

Comments

Popular posts from this blog

Socrates Bapak Filsafat Dunia

Qana'ah Ala Socrates Suatu hari Socrates [1] berjalan-jalan ke pasar. Ya, beliau memang hobi keluar masuk pasar. Namun, tidak seperti orang kebanyakan. Sementara orang lain ke pasar untuk berbelanja mencari barang-barang yang dibutuhkan, tapi Socrates hanya melihat-lihat saja. Hampir setiap hari Socrates blusukan ke pasar. Setelah puas keliling menyusuri lapak-lapak dan kios-kios di pasar tradisional, biasanya Socrates ngobrol dengan orang-orang membahas banyak hal. Socrates bertanya, kemudian lawan bicaranya menjawab. Lalu jawaban itu dipertanyakan kembali oleh Socrates begitu seterusnya.  Terkadang orang yang diajak bicara merasa mentok. Dari sinilah cara Socrates berfilsafat. metodenya ini kemudian dikenal dengan Dialektika. Yakni mengajak orang berpikir dengan cara berdialog. Pernah suatu ketika dia ditanya, “Wahai Socrates, kamu ngapain keliling pasar tapi tidak membeli apapun? Hanya lihat-lihat saja, kemudian pergi. Besoknya saya perhatikan begitu juga.” S...

Culture Shock Di Bali

  Pengalaman 2 Pekan di Bali Saya mau berbagi cerita selama di Bali dalam 2 pekan. Saya tinggal sementara di rumah mertua yang terletak di Kabupaten Jembrana, kota Negara, Lelateng.  Ada beberapa budaya yang menurut saya baru dan menarik untuk saya ceritakan sebagai pengalaman hidup. Yuk kita simak; 1. Banyak patung  Saat saya sampai di Bali, saya melihat arsitektur bangunan patung yang banyak. Ternyata patung itu digunakan umat Hindu untuk beribadah baik di tengah kota, perkantoran, sampai perumahan.  2. Aroma dupa  Yah, yang ini saya merasakan hawa mistis namun menenangkan. Aroma dupa itu memiliki ciri khas tersendiri. Kalau saya pribadi cukup menyukai kalau sekedar lewat. Tapi, kalau kelamaan juga kurang nyaman di hidung.  3. Orang ibadah di jalanan Saya ketika jalan dengan istri saya, ada orang ibadah di perempatan jalan. Saya sempat segan ingin lewat. Tapi, kata istri saya tidak apa-apa, lewat saja. Memang itu sudah biasa. Pernah juga lihat waktu Maghr...

IKIGAI: Rumus Hidup Bahagia Ala Orang Jepang

Ikigai : Rumus Jitu Dari Negeri Tirai Bambu Halo kawan-kawan, gue udah lama gak nulis di blog nih. Kangen juga gue gak ngepost di sini. Bukan karena gue males nulis. Yang paling urgen dari alasan gue kenapa gak sharing , karena laptop gue kesiram kopi pas gue lagi ngerjain sebuah proposal kegiatan untuk acara 17 Agustusan di kampung. Akhirnya laptop gue masuk “Bengkel” dan di opname kurang lebih sebulan. Katanya sih coba diperiksa Motherboad-nya .             Well , lalu gue tinggal ke Ibukota. Dan sekarang laptop gue udah siuman dan siap buat nulis hal-hal yang mudah-mudahan berfaedah lagi.             Sekarang gue mau   berbagi tentang Ikigai . Mungkin pembaca sebagian ada yang udah pernah dengar istilah itu. Dari namanya juga udah bisa ditebak kata itu berasal darimana? Yups, betul dari Jepang. Negara yang terkenal dengan Tirai Bambu atau Film Anime -nya....