Karya Jamal
dalam perjalanan pulang
aku lihat tulang belulang
bersama kulit berserakan
teruraikan oleh rintik hujan
warnanya
putih bersih
tapi baunya, busuk menyengat
hidungku sungguh tak sudih
melihat tikus menjadi mayat
apa yang telah ia lakukan
dosa apakah gerangan
hingga matinya mengenaskan
terlindas kendaraan di tengah jalanan
tak ada yang peduli
bangkainya berhari-hari
sampai darahnya, kering membasi
membusuk jadi polusi
terlintas dalam benakku
mungkin ini karena ulahnya
mencuri makanan setiap waktu
merusak tanaman layaknya hama
lalu aku bertanya pada diri
apa bedanya dengan korupsi
mereka tikus-tikus kantor
berdasih rapih berhati kotor
tikus tanah suka mencuri
tikus kantor suka korupsi
keduanya harus di adili
keduanya harus di basmi
wahai kau si tikus kantor
lihatlah nasib si tikus tanah
tergilas oleh ban motor
diperlakukan tidak ramah
tapi baunya, busuk menyengat
hidungku sungguh tak sudih
melihat tikus menjadi mayat
apa yang telah ia lakukan
dosa apakah gerangan
hingga matinya mengenaskan
terlindas kendaraan di tengah jalanan
tak ada yang peduli
bangkainya berhari-hari
sampai darahnya, kering membasi
membusuk jadi polusi
terlintas dalam benakku
mungkin ini karena ulahnya
mencuri makanan setiap waktu
merusak tanaman layaknya hama
lalu aku bertanya pada diri
apa bedanya dengan korupsi
mereka tikus-tikus kantor
berdasih rapih berhati kotor
tikus tanah suka mencuri
tikus kantor suka korupsi
keduanya harus di adili
keduanya harus di basmi
wahai kau si tikus kantor
lihatlah nasib si tikus tanah
tergilas oleh ban motor
diperlakukan tidak ramah
Jakarta, 2015
Comments
Post a Comment