Ikigai : Rumus Jitu Dari Negeri Tirai Bambu
Halo kawan-kawan, gue udah lama gak
nulis di blog nih. Kangen juga gue gak ngepost di sini. Bukan karena gue males
nulis. Yang paling urgen dari alasan gue kenapa gak sharing, karena laptop gue kesiram kopi pas gue lagi ngerjain
sebuah proposal kegiatan untuk acara 17 Agustusan di kampung. Akhirnya laptop
gue masuk “Bengkel” dan di opname kurang lebih sebulan. Katanya sih coba
diperiksa Motherboad-nya.
Well, lalu gue tinggal ke Ibukota. Dan
sekarang laptop gue udah siuman dan siap buat nulis hal-hal yang mudah-mudahan
berfaedah lagi.
Sekarang gue
mau berbagi tentang Ikigai. Mungkin pembaca sebagian ada yang udah pernah dengar
istilah itu. Dari namanya juga udah bisa ditebak kata itu berasal darimana?
Yups, betul dari Jepang. Negara yang terkenal dengan Tirai Bambu atau Film Anime-nya.
Gampangnya,
‘Ikigai’ itu seperti sebuah formula
agar elu dapat tujuan dari hidup elu, dan dengan itu elu bisa hidup bahagia.
Setidaknya itu definisi dari gue secara pribadi. Tapi sebenernya memahami ‘Ikigai’ itu gak sesederhana itu. Apalagi
untuk menerapkannya cuy, mungkin butuh waktu bertahun-tahun agar elu
mendapatkan si ‘Ikigai’ ini.
Oke, mari
kita kupas barang ini hehe...
Dalam padanan kosa kata Bahasa
Indonesia, Ikigai ini nggak ada pengertian pastinya. But, kalo dalam filosofinya, Ikigai
ini bisa kita mengerti sebagai ‘alasan untuk menjadi’. Menjadi apa? Menjadi
apapun yang dirimu inginkan. Dengan kata
lain, bisa juga dipahami sebagai sebuah alasan agar elu semangat menjalani
hidup ketika elu bangun pagi. Cukup masuk di akal kan? Save dulu deh di otak. Hihii....
Selanjutnya, kita perlu merenung
sejenak untuk menemukan ‘Ikigai’
dalam diri kita masing-masing. Yuk, ambil kopi dulu. Ada rumusnya nih gaesss....
Ada 4 komponen dalam resep hidup
Ikigai ini. Dan keempatnya ini harus saling melengkapi, agar bisa sempurna.
Artinya nggak boleh satu komponen yang terlewati. Nanti elu nggak berhasil
dapat Ikigai-nya.
Pertama, apa yang kita cintai? Hal ini terkait dengan hobi kita, sesuatu yang kita seneng
atau semangat banget kalau kita ngelakuin sesuatu itu. Mungkin elu hobi
memasak, menyanyi, main musik, otomotif, menulis, olahraga, atau apapun asal
elu merasa bergairah sekali dengan hal tersebut.
Kedua,
apa kemampuan kita? Coba deh elu identifikasi diri sendiri. Apa sih
spesialis bidang kita? Apa sih kelebihan spesifik diri kita ini? Apa yang
paling menonjol dari kita, yang kalo kita ngelakuin itu hasilnya bagus gitu
loh. Karena gue yakin setiap orang itu punya bakat yang unik. Ada sesuatu yang
orang bisa kagum dengan apa yang kita perbuat. Coba deh galih potensi diri kita
itu.
Ketiga, apa
yang orang butuhkan? Nah, setelah elu dapat passion dari potensi dan bakat
elu. Selanjutnya elu kudu pinter-pinter cari tahu apa yang orang butuhkan.
Kira-kira matching enggak sama
kemampuan yang elu miliki. Misalnya elu suka dan mampu menyanyi, tapi apakah
orang di sekitar dunia elu butuh hiburan? Elu punya bakat menulis, apakah orang
di dunia sekitar elu pada suka baca? Kira-kira identifikasi seperti itu.
Keempat, apa timbal balik yang kamu dapatkan? Inilah hal terakhir yang
paling penting dalam rumus jitu Ikigai. Kali ini elu harus mikir secara
realistis. Dimana profesi elu harus dibayar dengan harga yang pantas. Dimana
pekerjaan elu harus bernilai uang. Timbal balik yang elu dapatkan harus
sebanding dengan passion elu.
Mungkin elu pernah mendengar sebuah
kalimat bahwa pekerjaan yang paling enak di dunia ini adalah hobi. Misalnya elu
kenal atlet sepak bola yang sukses seperti Lionel Messi atau Christiano
Ronaldo, atau pembalap Moto GP Valentino Rossi, sampai penyanyi dangdut yang
lagi viral Via Vallen. Mereka semua bekerja sesuai dengan passion-nya.
Yups! Mereka adalah sang guru-guru
Ikigai bagi kita semua. Mereka sukses menggali ikigai dalam diri mereka
sendiri. Mereka tahu apa yang mereka cintai? Mereka paham betul potensi dan
kemampuan dirinya? Mereka mengerti kebutuhan orang banyak? Dan akhirnya mereka
berhasil mendaptkan reward dari
profesi mereka sendiri.
Betapa beruntungnya kan? Bisa
memiliki hobi yang dihargari dengan rupiah. Kita bahagia menjalaninya, juga
mendapatkan keuntungan dari sana.
Namun, tidak semudah itu Mas Ferguso.
Orang-orang hebat di dunia itu butuh waktu lama untuk merenungkan apa sebenarnya
Ikigai mereka? Setelah menyadarinya, mereka juga butuh mengasahnya lagi agar
menjadi ahli di bidangnya. Berlatih dan berlatih terus, gagal coba lagi, jatuh
bangun lagi. Pantang menyerah juga resep yang tidak kalah penting dalam
menempuh tangga Ikigai.
Selanjutnya konsisten dengan satu
bidang saja dulu. Sempurnakan dulu satu bakat yang kamu miliki. Setelah
menguasainya, baru boleh ke bidang lain. Daripada mau mencoba semua tapi nggak
ada yang jadi, kan percuma!
Pelan-pelan dan bersabar untuk hasil
maksimal. Sebab pisau menjadi tajam perlu ditempa berkali-kali oleh sang pandai
besi.
Terakhir, gue mengucapkan selamat
merenungkan serta menemukan Ikigai-mu. Dalam sebuah pepatah Arab disebutkan Man Jadda wa jadda, artinya Barangsiapa
yang bersungguh-sungguh maka dapatlah Ia. Semoga berfaedah yah.
Comments
Post a Comment