Skip to main content

Sam Ratulangi Quote

Quote Paling Menyentuh Kemanusiaan



Tengah malam pukul 00.30 WIB. Saya masih mengulik-ngulik bahan tulisan yang menarik untuk saya ulas dan berbagi bersama kawan-kawan yang saya cintai. Seperti biasa, tulisan saya tidak jauh dari kebijaksanaan hidup.

Sebab genre yang saya pilih ini, menurut saya lebih relevan dengan jurusan yang saya ambil ketika di bangku kuliah. Ya, saya mengambil prodi Filsafat Islam. Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang Cinta Kebijaksanaan pada makna dasarnya. Yakni dari dua kata berbahasa Yunani "Philo" dan "Sophia". Philo yang berarti "Cinta" dan "Sophia" bermakna
"Kebijaksanaan".

Adapun Islam digandengkan dengan Filsafat bukan hanya berarti sebuah agama samawi. Lebih dari itu, Islam memiliki cir khas aliran Filsafat tersendiri yang berbeda dengan Filsafat Yunani Kuna, Skolastik, atau Filsafat Barat Modern. Saya tidak mau membahas lebih dalam tentang ini. Bukan tujuan utama dalam artikel singkat ini.

Saat saya bermain media sosial guna mencari inspirasi. Scroll jempol saya menemukan sebuah Quote yang sangat menyentuh sanubari saya. Quote itu keluar dari seorang pejuang pahlawan Nasional dari Tanah Minahasa.

Inilah bunyi Quote tersebut:

"Manusia Hidup Untuk Menghidupkan Manusia Lain."

-Sam Ratulangi-

Bagi saya, inilah ungkapan yang berkesan dan penuh akan nilai humanisme tinggi. Dalam bahasa lain disebutkan "Khoirunnas anfa'uhum linnaas". Artinya sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk manusia lainnya. Atau dalam hadits dari Sayyidina Ali Sang Pintu Ilmu, "Al Itsaar a'lal Makaarim" Yakni Itsaar artinya mengutamakan orang lain ketimbang diri sendiri adalah Kemuliaan Yang Tertinggi.

Saat ini saya sedang membangun Yayasan bernama Yayasan Al Bahruth Tiris. Yayasan ini bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Semoga Yayasan kecil ini dapat membantu meringankan beban kemanusiaan yang ada di daerah Yayasan ini berdiri, yaitu Desa Pabean Ilir Blok Tegur Indramayu Jawa Barat.

Mungkin sebagian orang menganggap saya nekat. Sebab seharusnya saya mesti kaya dulu, baru bisa membantu orang banyak atau saya harus jadi pejabat dulu agar saya mampu menolong orang dalam jumlah lebih lagi. Sekarang saya bukanlah apa-apa. Saya hanya seorang sarjana yang baru lulus kuliah dan belum memiliki pekerjaan tetap. Eh, tiba-tiba membuat Yayasan? Bagaimana bisa?

Dalam hati saya bergumam. Sandaran saya adalah Allah yang Maha Kaya (Al Ghani). Tinggal minta saja sama Allah. Bukankah Allah SWT sendiri yang berjanji 'Ud'uni astajiblakum' Mintalah maka Aku pasti akan mengabulkan. Bukankah Allah SWT sendiri yang menyuruh manusia agar berbuat baik. Masa kita mau berbuat baik, Allah SWT tidak mau bantu. Logikanya kan begitu? Asal yakin saja. Itu yang dinamakan Iman.

Kembali ke Quote dari Sam Ratulangi di atas, Bagi saya, andaikan formula seperti itu diterapkan. Maka hidup di dunia ini akan indah dan mudah. Segalanya akan menjadi ringan. Setiap orang saling bantu membantu. Setiap orang saling bahu membahu. Bersama kita bisa. Saling tolong menolong. Bukan saling colong menyolong.

Apakah hal semacam ini hanya ilusi? Atau hanya sekedar angan-angan belaka? Atau gagasan semu saja? Tidak! Saya bertekad akan membuktikan bahwa akhlak yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw adalah formula paling dahsyat untuk menjadi manusia sejati. Bagiku itulah kesuksesan yang nyata. Diatas kesuksesan yang lainnya.

Sebab dalam agama, belajar ketuhanan saja belum cukup, perlu belajar kemanusiaan. Itu bagus seimbang.

Mungkin sebagian orang lupa, bahwa agama diciptakan untuk kehidupan di dunia, bukan di akhirat. Akhirat hanyalah persoalan reward and punishment. Ya, akherat sejatinya hanya urusan balasan dan hukuman. Tapi, itupun bergantung dari apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia.

Pun bila harapan berbuat baik hanya agar dibalas kebaikan di akhirat, berarti kita sama saja dengan orang berdagang. Hanya berpikir untung rugi saja. Tidak keren sama sekali.

Atau alasan yang lebih buruk dari alasan pertama. Yakni berbuat baik karena kita takut siksa neraka. Ini alasan para budak yang takut pada tuannya.

Berbuat baiklah dengan alasan yang satu ini. Yakni tidak ada perbuatan baik yang kita lakukan hanya karena perintah dari Allah SWT. Sebab tidak alasan apapun yang paling kuat dalam kita berbuat baik, kecuali sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kita kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Pemurah. Saya kira itulah kedalaman dari ilmu ikhlas lillahi Ta'alaa.

Wallahu a'lam bisshowab.



Comments

Popular posts from this blog

Socrates Bapak Filsafat Dunia

Qana'ah Ala Socrates Suatu hari Socrates [1] berjalan-jalan ke pasar. Ya, beliau memang hobi keluar masuk pasar. Namun, tidak seperti orang kebanyakan. Sementara orang lain ke pasar untuk berbelanja mencari barang-barang yang dibutuhkan, tapi Socrates hanya melihat-lihat saja. Hampir setiap hari Socrates blusukan ke pasar. Setelah puas keliling menyusuri lapak-lapak dan kios-kios di pasar tradisional, biasanya Socrates ngobrol dengan orang-orang membahas banyak hal. Socrates bertanya, kemudian lawan bicaranya menjawab. Lalu jawaban itu dipertanyakan kembali oleh Socrates begitu seterusnya.  Terkadang orang yang diajak bicara merasa mentok. Dari sinilah cara Socrates berfilsafat. metodenya ini kemudian dikenal dengan Dialektika. Yakni mengajak orang berpikir dengan cara berdialog. Pernah suatu ketika dia ditanya, “Wahai Socrates, kamu ngapain keliling pasar tapi tidak membeli apapun? Hanya lihat-lihat saja, kemudian pergi. Besoknya saya perhatikan begitu juga.” S...

Culture Shock Di Bali

  Pengalaman 2 Pekan di Bali Saya mau berbagi cerita selama di Bali dalam 2 pekan. Saya tinggal sementara di rumah mertua yang terletak di Kabupaten Jembrana, kota Negara, Lelateng.  Ada beberapa budaya yang menurut saya baru dan menarik untuk saya ceritakan sebagai pengalaman hidup. Yuk kita simak; 1. Banyak patung  Saat saya sampai di Bali, saya melihat arsitektur bangunan patung yang banyak. Ternyata patung itu digunakan umat Hindu untuk beribadah baik di tengah kota, perkantoran, sampai perumahan.  2. Aroma dupa  Yah, yang ini saya merasakan hawa mistis namun menenangkan. Aroma dupa itu memiliki ciri khas tersendiri. Kalau saya pribadi cukup menyukai kalau sekedar lewat. Tapi, kalau kelamaan juga kurang nyaman di hidung.  3. Orang ibadah di jalanan Saya ketika jalan dengan istri saya, ada orang ibadah di perempatan jalan. Saya sempat segan ingin lewat. Tapi, kata istri saya tidak apa-apa, lewat saja. Memang itu sudah biasa. Pernah juga lihat waktu Maghr...

IKIGAI: Rumus Hidup Bahagia Ala Orang Jepang

Ikigai : Rumus Jitu Dari Negeri Tirai Bambu Halo kawan-kawan, gue udah lama gak nulis di blog nih. Kangen juga gue gak ngepost di sini. Bukan karena gue males nulis. Yang paling urgen dari alasan gue kenapa gak sharing , karena laptop gue kesiram kopi pas gue lagi ngerjain sebuah proposal kegiatan untuk acara 17 Agustusan di kampung. Akhirnya laptop gue masuk “Bengkel” dan di opname kurang lebih sebulan. Katanya sih coba diperiksa Motherboad-nya .             Well , lalu gue tinggal ke Ibukota. Dan sekarang laptop gue udah siuman dan siap buat nulis hal-hal yang mudah-mudahan berfaedah lagi.             Sekarang gue mau   berbagi tentang Ikigai . Mungkin pembaca sebagian ada yang udah pernah dengar istilah itu. Dari namanya juga udah bisa ditebak kata itu berasal darimana? Yups, betul dari Jepang. Negara yang terkenal dengan Tirai Bambu atau Film Anime -nya....