Anak Butuh Keteladanan
Anda sebagai orang tua, pernahkah merasa kesal ketika menyuruh anak berhenti main, tapi anak anda tidak patuh terhadap perintah anda? Anda kemudian marah-marah! Mulai membentak-bentak! Bahkan mulai main tangan memukuli anak anda sendiri!
Apa yang terjadi? Tentu saja anak anda menangis. Takut dengan orang tuanya sendiri. Boleh jadi dia menyimpan dendam dalam hatinya. Apalagi jika kejadian itu berulang-ulang. Akan lebih parah jadinya, bila anak mulai tidak betah di rumah, dan ingin melarikan diri keluar rumah.
Mungkin anda pernah melihat anak-anak terlantar di jalanan. Penampilannya seperti anak punk. Tidak terurus, ngamen di lampu merah, pergaulannya kurang baik. Jangan salah! Sebagian dari mereka bukan karena tidak punya orang tua, atau orang tuanya broken home, tapi ada juga yang akibat salah didik orang tuanya.
Begini para orang tua yang baik. Segala sesuatu itu ada caranya. Termasuk dalam hal mendidik anak. Contoh kecil adalah memanggil anak untuk berhenti bermain, masuk rumah, mandi, makan dan istirahat. Tujuannya memang baik. Tapi, kalau caranya tidak tepat, tujuan itu tidak akan tercapai.
Satu contoh, kitak ingin agar anak kita berhenti bermain bersama teman-temannya. Terus kita panggil-panggil dari jauh. Ditambah dengan volume tinggi. Reaksi anak tidak menghiraukan, kita semakin menaikkan nadanya. Percuma saja! Itu tidak akan berhasil. Anak malah tidak akan berhenti bermain.
Ada cara yang lebih efektif dan mudah diterima oleh anak-anak. Caranya adalah dengan mendekati anak-anak kita, lalu ikut main sebentar dengan anak kita. Setelah dirasa cukup, barulah kita sampaikan maksud baik kita ke anak-anak dengan bahasa lembut.
Misalnya, "Dek, ayu kita lanjutkan mainnya di rumah saja yuk. Yuk kita pamitan sama teman-teman." (Sambil dadah dan menggandeng tangan anak kita). Pastilah cara ini lebih baik, daripada memanggil dari jauh. Selain kurang sopan dan kurang enak di dengar di telinga, cara ini terbukti gagal berkali-kali.
Maka, cara yang baik dan benar adalah masuk ke dunia anak-anak. Kita berikan teladan secara langsung dengan bergerak mendekati anak-anak kita saat sedang bermain atau beraktivitas. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan merasa disayangi. Kita juga sebagai orang tua, jadi lebih dekat dan kenal dengan teman-teman sebaya anak-anak kita.
Kuncinya ada pada komunikasi yang efektif dalam mendidik anak. Sekian dulu ya, terimakasih. Semoga bermanfaat.
Terakhir, ada ayat yang bagus terkait anak-anak.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَـَٔابِ
(Bahasa Indonesia)
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
-Surat Ali 'Imran, Ayat 14-
Comments
Post a Comment