Hati-Hati Munafik!
Kesadaran Yang Langka
هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُواْ عَلَىٰ مَنۡ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّواْۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ
(Bahasa Indonesia)
Mereka yang berkata (kepada orang-orang Ansar), “Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
-Surat Al-Munafiqun, Ayat 7-
Saya penasaran dengan kata 'Munafik' dalam Al Qur'an. Kemudian dengan hanya bermodal gadget. Saya coba cari dengan kata kunci tersebut, di aplikasi Al Qur'an yang ada dalam sistem android saya. Muncullah 53 kata hasilnya. Semua menerangkan tentang buruknya orang yang memiliki karakter munafik ini.
Apabila berkata dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila dia dipercaya ia menghianati. Baik itu kepada Allah SWT maupun kepada Nabi Muhammad Saw. Apalagi kepada sesama manusia lainnya.
Jujur niat saya ingin tahu tentang orang munafik ini, karena ingat sosok penjahat dunia 'Donald J. Trump'. Karena betapa mudah sekali baginya untuk berbohong dan menyebarkan fitnah keji kepada dunia. Sementara sebagian orang yang 'kurang melek' mempercayainya begitu saja.
Tapi, entah kenapa saya lebih tertarik menulis yang lain. Sebab sudah malas menyebut dan membahas 'orang keji DT' itu. Saya lebih suka mengingatkan diri sendiri saja.
Pada ayat di atas, sejak zaman nabi, ada orang-orang munafik yang membisikkan bujukan buruk kepada kaum Anshar Madinah agar jangan bersedekah kepada kaum Muhajirin Mekkah yang datang berhijrah bersama Nabi.
Sungguh anjuran yang tidak perlu diikuti. Pendapat untuk enggan menolong orang lain, padahal orang itu sedang membutuhkan pertolongannya. Itulah salah satu karakter orang munafik.
Jika ada kebaikan ia tahan, jika ada keburukan ia serukan. Berkebalikan sekali dengan ajaran Islam. Berlomba-lombalah dalam kebaikan dan cegahlah segala bentuk kemungkaran.
Dalam lanjutan ayat 7 surat Al munafiqun itu Allah menyadarkan kepada seluruh umat manusia. Bukan hanya pada golongan munafik di zaman nabi saja saya rasa, sebab Al Qur'an adalah pedoman hidup sepanjang zaman.
"Bahwa seluruh yang ada di langit maupun di bumi adalah milik Allah". Artinya bukan milik manusia sama sekali. Kita tidak punya apa-apa. Semuanya hanyalah titipan dari Allah. Kita hanyalah petugas penitipan barang.
Nah, sudah tahu kalau semua milik Allah, termasuk diri kita sendiri. Kok kita sulit untuk bersedekah. Padahal yang nyuruh sedekah juga yang punya barang. Yang perintahkan membantu adalah Allah Yang Maha Pemilik. Kok kita jadi pelit dan kikir. Sungguh malu rasanya.
Kesadaran inilah yang hilang dari diri saya sendiri. Saya masih merasa ini milik saya, itu milik saya. Sehingga bila ada sesuatu yang hilang, saya merasa sedih dan kecewa karena barang saya tidak lagi ada dalam genggaman. Padahal pada hakikat yang sebenarnya, saya tidak punya apa-apa. Bila hilang, ya berarti Allah telah mengambilnya. Bukan menjadi hak saya lagi.
Jika Allah SWT berkenan mengambilnya, ya memang sudah milik-Nya. Bahkan seharusnya jika Allah SWT menghendaki milik-Nya harus didermakan, ya didermakan. Apa lagi yang menghalangi kita untuk tidak bersedekah? Padahal harta yang kita punya saja bukan milik pribadi kita?
Comments
Post a Comment