Skip to main content

Banjir Jakarta 2020

Mengambil Hikmah Bencana Banjir


ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

(Bahasa Indonesia)
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

-Surat Ar-Rum, Ayat 41-

Saya mendengar dan melihat berita di televisi tentang korban banjir di Jabodetabek sudah mencapai 26 orang. Saya turut berduka sedalam-dalamnya atas musibah alam ini. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kelapangan hati, ketabahan, dan kesabaran atas bencana yang menimpanya. 

Dan kita semua berharap sekali kepada pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk segera mengatasi banjir yang melanda setiap tahunnya ini. Mari kita doakan para aparatur negara maupun pemerintah provinsi agar diberikan kemampuan mengatasi semuanya. 

Tidak lupa masyarakatnya sendiri harus terlibat secara aktif mencegah terjadinya bencana banjir jauh hari sebelumnya. Misalnya dengan gaya hidup ramah lingkungan. Contoh sederhananya peduli pada kebersihan dan tidak perlu membuang sampah sembarangan. Apalagi membuang sampah di sungai, selokan, serta saluran air lainnya. 

Saya lama hidup di Jakarta, sekitar 5 tahun. Memang di beberapa wilayah di Jakarta. Masih saya temukan orang kurang peduli dengan kebersihan lingkungannya sendiri. Banyak sampah rumah tangga dibuang ke sungai begitu saja. Akhirnya sungai jadi tercemar, bau, kotor, dan mampet. 

Sementara pemerintah tetap saja memberikan izin bangunan demi bangunan tinggi kepada para pengusaha. Tidak salah secara bisnis, ada pajak penghasilan bagi pemerintah di sana. Hanya saja, dampak jangka panjangnya semakin parah. Tidak ada lagi resapan tanah untuk menyimpan air yang cukup. Semua permukaan tanah ditutup oleh cor-coran dan material bangunan padat lainnya. 

Ketika musim hujan tiba, keserakahan manusia ditenggelamkan oleh banjir bandang. Harta benda terlihat tidak ada artinya. Lebih berharga nyawa dan kesehatan manusianya. Semua ditinggalkan pada waktu itu juga. Mobil dan motor hanyut, rumah mewah disia-siakan, tak ada daya dan upaya kala itu. 

Keserakahan manusia juga membuat tidak nyaman hidup di ibu kota. Macet luar biasa, panas menyengat, ditambah kepulan asap polusi udara yang tidak sehat kita hirup. Semua bergumul di hiruk pikuk kepongahan metropolitan. Padahal satu mobil hanya ditumpangi 1 atau 2 orang saja. Bayangkan saat mobil itu tidak usah berderet di jalanan. Hanya manusia saja, sungguh masih terasa lega itu jalan raya. Lagi-lagi hanya gengsi dan kesombongan penyakitnya. 

Mari kita contoh ke Negara Jepang atau negara ramah lingkungan lainnya seperti New Zealand. Bukan bermaksud membandingkan. Hanya untuk mengambil pelajaran. Jepang meskipun negara produsen Mob dan motor , tapi orang-orangnya lebih suka jalan kaki atau bersepeda. Berbeda sekali dengan orang-orang Indonesia. Malah kebalikannya. 

Di New Zealand, sungai-sungai sangat rapih dan bersih. Di Jakarta, anda bisa lihat sendiri. 

Jadi, benar apa kata Allah SWT dalam surat cintanya di Al Qur'an yang mulia. Jika ada kerusakan dan bencana di bumi, itu karena ulah tangan manusia sendiri. Mari kita berbenah dan segera sadar diri. Belum ada kata terlambat untuk memulai perubahan yang lebih baik. Sebab Allah juga melarang kita untuk berputus asa. 

Comments

  1. Terimakasih sudah membantu mengingatkan @pilarteduh

    ReplyDelete
  2. Sudah sepantasnya kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Socrates Bapak Filsafat Dunia

Qana'ah Ala Socrates Suatu hari Socrates [1] berjalan-jalan ke pasar. Ya, beliau memang hobi keluar masuk pasar. Namun, tidak seperti orang kebanyakan. Sementara orang lain ke pasar untuk berbelanja mencari barang-barang yang dibutuhkan, tapi Socrates hanya melihat-lihat saja. Hampir setiap hari Socrates blusukan ke pasar. Setelah puas keliling menyusuri lapak-lapak dan kios-kios di pasar tradisional, biasanya Socrates ngobrol dengan orang-orang membahas banyak hal. Socrates bertanya, kemudian lawan bicaranya menjawab. Lalu jawaban itu dipertanyakan kembali oleh Socrates begitu seterusnya.  Terkadang orang yang diajak bicara merasa mentok. Dari sinilah cara Socrates berfilsafat. metodenya ini kemudian dikenal dengan Dialektika. Yakni mengajak orang berpikir dengan cara berdialog. Pernah suatu ketika dia ditanya, “Wahai Socrates, kamu ngapain keliling pasar tapi tidak membeli apapun? Hanya lihat-lihat saja, kemudian pergi. Besoknya saya perhatikan begitu juga.” S...

Culture Shock Di Bali

  Pengalaman 2 Pekan di Bali Saya mau berbagi cerita selama di Bali dalam 2 pekan. Saya tinggal sementara di rumah mertua yang terletak di Kabupaten Jembrana, kota Negara, Lelateng.  Ada beberapa budaya yang menurut saya baru dan menarik untuk saya ceritakan sebagai pengalaman hidup. Yuk kita simak; 1. Banyak patung  Saat saya sampai di Bali, saya melihat arsitektur bangunan patung yang banyak. Ternyata patung itu digunakan umat Hindu untuk beribadah baik di tengah kota, perkantoran, sampai perumahan.  2. Aroma dupa  Yah, yang ini saya merasakan hawa mistis namun menenangkan. Aroma dupa itu memiliki ciri khas tersendiri. Kalau saya pribadi cukup menyukai kalau sekedar lewat. Tapi, kalau kelamaan juga kurang nyaman di hidung.  3. Orang ibadah di jalanan Saya ketika jalan dengan istri saya, ada orang ibadah di perempatan jalan. Saya sempat segan ingin lewat. Tapi, kata istri saya tidak apa-apa, lewat saja. Memang itu sudah biasa. Pernah juga lihat waktu Maghr...

IKIGAI: Rumus Hidup Bahagia Ala Orang Jepang

Ikigai : Rumus Jitu Dari Negeri Tirai Bambu Halo kawan-kawan, gue udah lama gak nulis di blog nih. Kangen juga gue gak ngepost di sini. Bukan karena gue males nulis. Yang paling urgen dari alasan gue kenapa gak sharing , karena laptop gue kesiram kopi pas gue lagi ngerjain sebuah proposal kegiatan untuk acara 17 Agustusan di kampung. Akhirnya laptop gue masuk “Bengkel” dan di opname kurang lebih sebulan. Katanya sih coba diperiksa Motherboad-nya .             Well , lalu gue tinggal ke Ibukota. Dan sekarang laptop gue udah siuman dan siap buat nulis hal-hal yang mudah-mudahan berfaedah lagi.             Sekarang gue mau   berbagi tentang Ikigai . Mungkin pembaca sebagian ada yang udah pernah dengar istilah itu. Dari namanya juga udah bisa ditebak kata itu berasal darimana? Yups, betul dari Jepang. Negara yang terkenal dengan Tirai Bambu atau Film Anime -nya....