Skip to main content

Rabiah Al Adawiyah Sufi Wanita


Rabiah Al-Adawiyah : Pecinta Sejati


“Ya Allah, Jika aku beribadah karena aku berharap masuk surga, maka jauhkanlah aku dari Surga-Mu. Jika aku beribadah karena aku takut neraka, maka masukkanlah aku ke Neraka-Mu. Aku tidak butuh surga dan neraka, aku hanya butuh Diri-Mu.”-Rabiah al-Adawiyah-

Jiwa pecinta adalah jiwa yang rendah hati. Sebab dia tidak memikirkan dirinya. Jika kita merasa diri kita adalah pecinta, tapi merasa sombong, berarti masih belum disebut sebagai pecinta. Perlu latihan lagi.

Pecinta pasti kuat. jiwa yang kuat adalah jiwa yang senantiasa memberi, tanpa meminta-meminta dan tidak juga ingin dibalas.

Kalau kita memberi, tapi masih mengharapkan balasan, berarti belum.  Belum disebut sebagai pecinta sejati. Maka dari itu Quote Rabiah al-Adawiyah di atas menunjukkan cinta yang tulus, cinta tanpa pamrih.

Sahabat Nabi yang palin berilmu diantara sahabat lainnya, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib pernah mengutarakan bahwa orang yang beribadah itu ada tiga level;

Pertama, ada orang yang beribadah seperti ibadahnya hamba sahaya atau budak. Dia beribadah karena ia takut dengan tuannya.

Kedua, ada orang yang beribadah seperti ibadahnya pedagang. Dia beribadah karena ia mengharapkan keuntungan dan menghindarkan kerugian. Misalnya mengharapkan surga dan ingin bebas dari neraka. Ini masih mending daripada level budak.

Ketiga, ada orang yang beribadah karena ia menyadari tidak ada yang lebih pantas untuk disembah kecuali Tuhan Yang Maha Pencipta. Inilah ibadahnya para pecinta sejati. Puncak dari seorang hamba (‘abid). Ini yang disebut sebagai ‘Abdullah (Hamba Allah).

Pertanyaannya, sudah layakkah diri kita menyandang gelar hamba Allah? Pantaskah diri kita menganggap diri ini sebagai pecinta? Penulis sendiri belum. Rasanya masih jauh untuk berada di level puncak. Mungkin masih di level pedagang atau bahkan budak.

Tapi, belum ada kata terlambat untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Seiring bertambahnya pengetahuan, meningkatnya kesadaranm dan menguatnya iman, insya Allah kita akan bergerak menuju ke sana. Menjadi pecinta yang sejati.

Semoga bermanfaat dan salam kesadaran.

Comments

Popular posts from this blog

Socrates Bapak Filsafat Dunia

Qana'ah Ala Socrates Suatu hari Socrates [1] berjalan-jalan ke pasar. Ya, beliau memang hobi keluar masuk pasar. Namun, tidak seperti orang kebanyakan. Sementara orang lain ke pasar untuk berbelanja mencari barang-barang yang dibutuhkan, tapi Socrates hanya melihat-lihat saja. Hampir setiap hari Socrates blusukan ke pasar. Setelah puas keliling menyusuri lapak-lapak dan kios-kios di pasar tradisional, biasanya Socrates ngobrol dengan orang-orang membahas banyak hal. Socrates bertanya, kemudian lawan bicaranya menjawab. Lalu jawaban itu dipertanyakan kembali oleh Socrates begitu seterusnya.  Terkadang orang yang diajak bicara merasa mentok. Dari sinilah cara Socrates berfilsafat. metodenya ini kemudian dikenal dengan Dialektika. Yakni mengajak orang berpikir dengan cara berdialog. Pernah suatu ketika dia ditanya, “Wahai Socrates, kamu ngapain keliling pasar tapi tidak membeli apapun? Hanya lihat-lihat saja, kemudian pergi. Besoknya saya perhatikan begitu juga.” S...

Culture Shock Di Bali

  Pengalaman 2 Pekan di Bali Saya mau berbagi cerita selama di Bali dalam 2 pekan. Saya tinggal sementara di rumah mertua yang terletak di Kabupaten Jembrana, kota Negara, Lelateng.  Ada beberapa budaya yang menurut saya baru dan menarik untuk saya ceritakan sebagai pengalaman hidup. Yuk kita simak; 1. Banyak patung  Saat saya sampai di Bali, saya melihat arsitektur bangunan patung yang banyak. Ternyata patung itu digunakan umat Hindu untuk beribadah baik di tengah kota, perkantoran, sampai perumahan.  2. Aroma dupa  Yah, yang ini saya merasakan hawa mistis namun menenangkan. Aroma dupa itu memiliki ciri khas tersendiri. Kalau saya pribadi cukup menyukai kalau sekedar lewat. Tapi, kalau kelamaan juga kurang nyaman di hidung.  3. Orang ibadah di jalanan Saya ketika jalan dengan istri saya, ada orang ibadah di perempatan jalan. Saya sempat segan ingin lewat. Tapi, kata istri saya tidak apa-apa, lewat saja. Memang itu sudah biasa. Pernah juga lihat waktu Maghr...

IKIGAI: Rumus Hidup Bahagia Ala Orang Jepang

Ikigai : Rumus Jitu Dari Negeri Tirai Bambu Halo kawan-kawan, gue udah lama gak nulis di blog nih. Kangen juga gue gak ngepost di sini. Bukan karena gue males nulis. Yang paling urgen dari alasan gue kenapa gak sharing , karena laptop gue kesiram kopi pas gue lagi ngerjain sebuah proposal kegiatan untuk acara 17 Agustusan di kampung. Akhirnya laptop gue masuk “Bengkel” dan di opname kurang lebih sebulan. Katanya sih coba diperiksa Motherboad-nya .             Well , lalu gue tinggal ke Ibukota. Dan sekarang laptop gue udah siuman dan siap buat nulis hal-hal yang mudah-mudahan berfaedah lagi.             Sekarang gue mau   berbagi tentang Ikigai . Mungkin pembaca sebagian ada yang udah pernah dengar istilah itu. Dari namanya juga udah bisa ditebak kata itu berasal darimana? Yups, betul dari Jepang. Negara yang terkenal dengan Tirai Bambu atau Film Anime -nya....